Sabtu, 27 November 2010

TEORI RELIGI
Seperti kita ketahui bersama bahwa perhatian ilmu

antropologi sangatlah besar mengenai religi, religi itu sendiri adalah segala system perbuatan manusia untuk mencapai maksud dengan cara menyandarkan diri pada kekuasaan “sesuatu” (roh-roh nenek moyang, dewa-dewa, Tuhan dsb.) yang diagungkan. Religi dipandang penting oleh para ilmuwan, khususnya di bidang sosial karena dipandang mampu menghasilkan suatu kebudayaan bila bicara mengenai konteks ritualnya dan segala aturan yang memola kehidupan pemeluknya. Yang menjadi pertanyaan bagi kita adalah, mengapa manusia melakukan berbagai cara atau hal-hal yang beraneka warna bentuknya untuk mencari hubungan dengan kekuatan-kekuatan yang mereka anggap mampu “menggerakan” alam, telah menjadi obyek penelitian para ilmuwan sejak lama, dan akhirnya muncullah berbagai macam teori mengenai asal mula munculnya religi di bumi ini. Namun bila diringkas, ada 6 teori terpenting mengenai asal mula munculnya religi, yaitu:

1.Teori faham jiwa dari E.B. TYLOR yang mengatakan bahwa kelakuan manusia yang bersifat religi itu terjadi karena manusia mulai faham akan faham jiwa. Kesadaran faham jiwa itu meliputi dua aspek penting, yaitu: 1). perbedaan antara manusia yang hidup dan yang mati, kemanakah mereka pergi? Mengapa manusia bisa bergerak dan mengapa bisa tidak bergerak (saat mati)? Pertanyaan- pertanyaan itu yang membuat manusia sadar bahwa disamping tubuh jasmaniah kita, ada sesuatu yang menggerakkan, yang disebut jiwa(soul). 2). Dalam mimpinya, manusia elihat tubuhnya sedang berjalan di tempat lain daripada tempatnya tidur. Yang akhirnya manusia bisa membedakan antara tubuh jasmaniahnya ang ada di tempatnya tidur waktu itu dan bagian tubuh lainnya yang sedang berjalan di tempat lain dalam mimpinya. Dari situ bisa ditarik kesimpulan, bahwa jiwa bisa hidup mandiri dan bisa meninggalkan tubuh pada saat-saat tertentu, seperti pada saat tidur atau pingsan, namun menurut E.B. TYLOR pada saat manusia tidur ataupun pingsan, jiwa masih berhubungan dengan tubuh manusia, kecuali pada saat manusia itu meninggal dunia.

2.Teori batas akal yang disampaikan oleh J.G. FRAZER, bahwa manusia memecahkan semua persoalan dalam hidupnya dengan menggunakan akal dan system pengetahuan mereka, namun menurutnya akal dan system pengetahuan manusia itu ada batasnya, makin maju sebuah kebudayaan manusia, makin luas batas akal itu.


selanjutnya...lihat di http://www.scribd.com/doc/24699556/TEORI-RELIGI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar